Tanaman pisang mempunyai ciri spesifik yang mudah dibedakan dari jenis
tanaman lainnya. Tanamannya terdiri dari daun, batang (bonggol), batang
semu, bunga, dan buah. Pisang termasuk keluarga musaceae, salah satu
anggota ordo scitamineae.
Morfologi tanaman dapat tampak jelas melalui batangnya yang
berlapis-lapis. Lapisan ini sebenarnya merupakan dasar dari pelepah daun
yang dapat menyimpan air (sukulenta) sehingga lebih tepat disebut
batang semu (pseudostem). Daun pisang Cavendish berwarna hijau tua.
Lembaran daun (lamina) pisang lebar dengan urat daun utama menonjol
berukuran besar sebagai pengembangan dari morfologis lapisan batang semu
(gedebog). Batang pisang sesungguhnya terdapat didalam tanah, yaitu
yang sering disebut bonggol. Pada sepertiga bagian bonggol sebelah atas
terdapat mata calon tumbuh tunas anakan. Bunga pisang yang disebut
tongkol yang disebut jantung. Bunga ini muncul dari primordia yang
terbentuk pada bonggolnya, perkembangan primordia bunga memanjang keatas
hingga menembus inti batang semu dan keluar diujung batang semu
tersebut. Panjang Tandan 60 - 100 cm dengan berat 15 - 30 kg. Setiap
tandan terdiri dari 8 - 13 sisiran dan setiap sisiran ada 12 - 22 buah.
Daging buah putih kekuningan, rasanya manis agak asam, dan lunak. Kulit
buah agak tebal berwarna hijau kekuningan sampai kuning muda halus. Umur
panen 3 - 3,5 bulan sejak keluar jantung.
Salah satu tanaman buah-buahan yang diperbanyak secara komersial dengan
teknik kultur jaringan adalah pisang. Pisang biasanya diperbanyak secara
vegetatif menggunakan anakan atau bonggolnya. Ukuran anakan yang cukup
besar menyulitkan transportasi bibit dari satu tempat ke tempat
penanamannya. Anakan yang diproduksi oleh satu induk pisang ukuran dan
umurnya beragam, sehingga sangat sulit untuk memperoleh anakan berukuran
seragam dalam jumlah memadai untuk perkebunan pisang secara komersial.
Perbanyakan klonal pisang dengan teknik kultur jaringan dapat mengatasi
kendala-kendala tersebut. Metode dan tahapan perbanyakan yang digunakan
untuk perbanyakan klonal pisang ini serupa dengan metode perbanyakan
lainnya. Teknik yang umum digunakan adalah kultur meristem (meristem
culture) atau kultur pucuk (shoot culture), selain itu telah dicoba juga
untuk mengkulturkan tangkai bunga inflorescence muda pisang. Pisang
Cavendish di Indonesia lebih dikenal dengan Pisang Ambon Putih.
Perbanyakan tanaman pisang secara kultur jaringan bertujuan untuk
mendapatkan bibit bermutu dalam jumlah banyak dan cepat selama kurun
waktu tertentu. Ditinjau dari tujuan tersebut maka adanya bibit kultur
jaringan akan mampu mendukung pengembangan kebun agribisnis dalam skala
luas. Bibit pisang kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan melalui
biakan jaringan (sel meristem) pada media buatan dalam laboratorium (in
vitro).
Untuk menghasilkan bibit kultur jaringan yang bermutu, perlu didukung
oleh beberapa komponen, yaitu prasarana, bahan kimia untuk pembuatan
media, varietas unggul dan tenaga ahli. Prasarana berupa laboratorium
yang memenuhi syarat, rumah kaca atau plastik untuk membesarkan bibit
yang masih sangat kecil (plantlet), serta peralatan.
Menurut George dan Sherrington (1984) keberhasilan dalam kultur jaringan
sangat ditentukan oleh medium yang digunakan. Media yang digunakan
untuk perbanyakan klonal pisang ini umumnya adalah media MS. Untuk
merangsang pertumbuhan tunas pada eksplan, zat pengatur tumbuh umumnya
ditambahkan ke dalam media kultur. Sitokinin BAP (Benzil Amino Purin)
umumnya digunakan pada kisaran konsentrasi 3 - 6 ppm tergantung
varietas, dengan atau tanpa kombinasi dengan auksin. Keasaman media
umumnya adalah 5,5 sampai 6. Inisiasi merupakan proses awal dalam
kegiatan kultur jaringan sehingga akan menjadi penentu keberhasilan
kultur. Proses pertama dalam inisiasi adalah pengambilan eksplan atau
bahan kultur dari lapangan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
sterilisasi eksplan (Anonim, 2002).
Prosedur kerja inisiasi pisang : Sterilisasi di luar Laminar Air Flow
Cabinet 1. Cuci dan kupas eksplan pisang di air mengalir sampai bersih
2. Rendam eksplan pisang dalam larutan fungisida dan bakterisida 2 mg/ L
selama 1-24 jam Sterilisasi di dalam Laminar Air Flow Cabinet 1. Rendam
dalam larutan clorox 30% selama 15 menit, bilas 2x dengan air steril
dan kupas 1-2 pelepah 2. Rendam dalam larutan clorox 15% selama 10
menit, bilas 2x dengan air steril dan kupas 1-2 pelepah 3. Kupas sampai
sisa 3 daun pelepah ukuran 1,5x1,5 cm 4. Celup dalam larutan clorox 1%
dan tanam di media Lama waktu inisiasi dalam kondisi normal adalah 4
minggu (minimal telah 2x subkultur), selanjutnya masuk tahap
multiplikasi.
http://kultur-jaringan.blogspot.co.id/2009/10/kultur-jaringan-pisang-cavendish.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar