LABORATORIUM DAN RUANGAN
KULTUR JARINGAN
Dalam kultur
jaringan, pertumbuhan eksplan atau inokulum diusahakan dalam lingkungan
aseptik dan terkendali. Implikasi dari keadaan ini adalah bahwa setiap
langkah dalam pelaksanaanya harus dilakukan dalam laboratorium.
Laboratorium yang efektif merupakan salah satu unsur penting yang ikut
menentukan keberhasilan suatu kegiatan, baik untuk keperluan peneletian,
maupun produksi. Laboratorium kultur jaringan sebaiknya mempunyai
pembagian ruangan yang diatur sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan
terpisah satu dengan yang lainya, tetapi juga saling berhubungan dan
mudah dicapai.
Penataan ruangan dalam laboratorium, dikaitkan dengan
langkah-langkah dalam prosedur kultur jaringan dan alat-alat yang
diperlukan. Kegiatan kultur jaringan di dalam laboratorium, dibagi dalam
3 kelompok yaitu :
(1) Persiapan media dan bahan tanaman.
(2) Isolasi dan penanaman.
(3) Inkubasi dan penyinaran kultur.
Masing-masing
kegiatan harus terpisah satu dengan lainya, dengan peralatan yang
tersendiri, karena kegiatan-kegiatan tersebut, maka ruangan yang
dibutuhkan adalah :
1. Ruang persiapan dan ruang stok
2. Ruang isolasi dan penanaman.
3. Ruang kultur.
5. Ruang mikroskop atau ruang analisa.
Ruang
kultur biasanya merupakan ruang yang terbesar dari ruang laboratorium
dan harus dipikirkan kemungkinan perluasan. Ruang persiapan dan ruang
transfer tergantung dari jumlah dan besar alat-alat, sedangkan ruang
stok merupakan ruangan terkecil dan tergantung dari macam pekerjaan,
kadang-kadang dibutuhkan ruang mikroskop dan/atau ruang analisa. Ukuran
tiap ruangan sangat tergantung dari: A. Alat-alat yang dipergunakan; B.
Jumlah personalisa yang terlibat; C. Tujuan pekerjaan; D. kapasitas
produksi; E. Biaya yang tersedia.
Ruangan laboratorium harus dijaga
tetap bersih, serta bebas dari hewan kecil seperti tikus dan insek
(lalat, semut, kecoa dan lain-lain). Sarana dasar seperti : aliran
listrik yang cukup, air yang lancar, dan gas, merupakan perlengkapan
yang dapat dikatakan harus dimiliki.
1. Ruang persiapan dan ruang stok
Ruang
ini merupakan bagian pusat kegiatan laboratories dimana sebagian besar
aktifitas kegiatan dikerjakan diruang ini. Aktifitas-aktifitas yang
dikerjakan disini antara lain mempersipakan media kultur dan bahan
tanaman yang akan dipergunakan, sebagai tempat mencuci alat-alat
laboratorium dan tempat menyimpan alat-alat gelas. Fasilitas yang
dibutuhkan dalam ruangan ini adalah meja tempat meletakkan alat-alat
pemanas, meja untuk alat-alat timbang, meja untuk bekerja dan tempat
mencuci.
Persiapan media meliputi penimbangan bahan, pengenceran
media, penuangan ke dalam wadah kultur dan sterilisasi. Persiapan bahan
tanaman meliputi pencucian kotoran-kotoran dari lapangan, pembuangan dan
pemotongan bagian-bagian yang tidak diperlukan serta perlakuan awal
untuk mengurangi sumber kontaminasi yang ada pada permukaan bahan
tanaman.
Peralatan yang diletakkan dalam ruangan ini terdiri dari :
1. Timbangan analitik timbangan makro.
2. Refrigerator , Freezer dan desikator.
3. Hot plate yang dilengkapi stirrer atau kompor gas
4. Stirrer dengan magnetic stirrer.
5. Autoklaf vertical atau horizontal.
6. Microwave oven.
7. pH meter.
8. agar dispenser.
9. Oven.
10. Destiltor
11. Water bath yang dilengkapi pengatur temperatur
12. Centrifuge dan Vortex
13.
Alat-alat gelas standard, antara lain: labu takar berbagai ukuran,
pipet biasa dan mikro pipet, erlenmeyer berbagai ukuran (100 ml, 250 ml,
500 ml, 1000 ml), gelas piala berukuran (100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000
ml), pengaduk gelas, wadah kultur : botol, tabung reaksi, cawan petri,
gelas ukur dalam berbagai ukuran.
14. Alat untuk mencuci.
15. Rak-rak pengering.
16. Lemari alat-alat, bahan kimia, serta bahan-bahan lain (alumunium foil, kertas timbang, karet gelang dan sebagainya).
17. Alat-alat kecil: spatula, pisau , scalpel dan pinset.
18. Fume hood (ruang asam)
19. Hood tempat penimbangan bahan-bahan yang carcinogenic.
20. Kereta dorong (cart) untuk memudahkan pemindahan alat-alat dan media dari ruang satu ke ruang lainnya.
Ruang
stok sangat diperlukan untuk menyimpan larutan stok makronutrien,
mikronutrien, senyawa khelat (Fe-EDTA), vitamin dan zat pengatur tumbuh.
Pada skala laboratories ruang stok cukup kulkas (refrigerator),
freezer, akan tetapi untuk skala industri dibutuhkan ruangan yang lebih
besar, sehingga ruang ini berupa kamar yang berukuran sesuai kebutuhan,
misalnya berukuran 3 x 3 x 3 m3 .
Untuk meningkatkan efisiensi kerja
dalam pelaksanaan kultur jaringan, keperluan dalam tiap tahapan kerja
sudah direncanakan terlebih dahulu. Sebelum pekerjaan penanaman baru dan
subkultur rutin dilakukan, media tumbuh sudah dipersiapkan minimum 3
hari sebelum diperlukan. Media-media yang dipersiapkan ini harus
disimpan di ruang yang dingin dan gelap. Ruang untuk penyimpanan
media-media yang disediakan ini disebut ruang stok. Ruang stok harus
berhubungan langsung 2 arah, satu arah dengan ruang persiapan dan arah
lain dengan ruang transfer. Kebersihan ruangan harus diperhatikan. Tidak
ada alat-alat yang diletakkan dalam ruang stok, Hanya perlu rak-rak
untuk meletakkan media. Larutan stok yang sudah mengalami pengendapan
atau terkontaminasi sebaiknya tidak digunakan lagi dan segera
dikeluarkan dari ruang stok supaya tidak memenuhi ruangan.
2. Ruang isolasi dan penanaman
Ruang
isolasi sering diistalahkan dengan ruang steril atau ruang tabur.
Ruangan ini untuk skala laboratories biasanya tidak begitu luas karena
biasanya berisi satu laminar air flow yang diperuntukkan untuk seorang
atau dua orang bekerja di dalamnya, akan tetapi untuk skala industri
ruangan ini biasanya luas atau sangat luas tergantung berapa kapasitas
orang yang bekerja sacara bersama-sama seperti gambar dibawah ini.
Ruang
penabur harus selalu terjaga kebersihannya atau kesterilannya. Setiap
akan dan selesai kegiatan penanaman eksplan selalu dibersihkan dan
disterilkan menggunakan alcohol 70% atau spiritus, terutama pada meja
laminar air flow, sedangkan lantai dan dinding ruangan dibersihkan
dengan larutan pembersih lantai yang dilengkapi oleh desinfektan.
Di
dalam ruangan Laminar air flow biasanya dilengkapi dengan lampu UV untuk
sterilisasi ruangan di dalam LAF tersebut. Alat-alat yang selalu
tersedia di dalam ruangan penabur selain LAF, adalah lampu Bunsen, hand
sprayer, peralatan untuk isolasi eksplan yang sudah disterilkan dan rak
dorong.
3. Ruang kultur.
Teknik kultur jaringan akan berhasil
sukses bila dikerjakan di dalam laboratorium yang bersih dan steril,
ruangan yang kering dan dilengkapi untuk memproteksi spora udara dari
mikroorganisme. Sangat dianjurkan ruangan selalu bebas dari debu,
sebelum melakukan segala aktifitas. Kultur jaringan tanaman harus
diinkubasikan di bawah kondisi temperatur, pencahayaan, fotoperiode,
kelembaban dan sirkulasi udara yang terkontrol.
Ruang inkubasi kultur
biasanya merupakan ruang besar dengan kemungkinan perluasan bila
diperlukan. Pertambahan kultur terjadi secara periodik disebabkan
pertumbuhan satu jenis atau penambahan jenis kultur baru. Kultur yang
tumbuh dan telah memperbanyak diri, secara teratur harus disubkultur.
Tergantung dari jenis tanaman dan besarnya wadah kultur, subkultur dapat
dilakukan setiap 4-6 minggu sekali. Hal ini berarti tiap bulan ada
pelipatan jumlah kultur.
Botol kultur, biasa diatur pada rak-rak
terbuka yang bersusun untuk menghemat area. Jarak antara tiap lapisan
rak pada umumnya 40-50 cm. Jarak antara rak harus diatur sedemikian rupa
sehingga memudahkan lalu lintas pemeriksaan kultur. Di dalam ruang
kultur pada keadaan tersusun di rak, lingkungan fisik pertumbuhan diatur
sedemikian rupa sehingga mendukung pertumbuhan yang optimal. Studi yang
sistematik tentang efek lingkungan ruang kultur untuk tiap tahap
pertumbuhan eksplan, sangat jarang dilakukan. Namun secara garis besar,
ruang kultur harus mempunyai pengaturan terhadap temperatur dan cahaya.
Eksplan
memang sudah dipenuhi kebutuhan karbohidrat dari gula dan media,
sehingga cahaya untuk keperluan fotosintetis tidak begitu mendesak,
tetapi cahaya amat penting untuk pengendalian perkembangan eksplan.
Unsur-unsur dari cahaya yang perlu diperhatikan adalah kwalitas cahaya,
panjang penyinaran, dan intensitas cahaya. Temperatur ruang kultur juga
menentukan respon fisiologi kultur dan kecepatan pertumbuhannya.
Kualitas
cahaya. Cahaya putih merupakan cahaya yang baik untuk pertumbuhan
kultur. Lampu fluorescent biasa digunakan sebagai sumber cahaya dalam
ruang kultur. Keseimbangan spektrum lampu fluorescent sangat baik dan
sangat efisien dalam penggunaan energi bila dibandingkan dengan lampu
pijar. Bentuk lampu memungkinkan penyebaran cahaya yang baik, dengan
panas yang dikeluarkan relatif rendah. Pada lampu pijar, hampir 90
persen merupakan energi panas sehingga mempengaruhi temperatur ruangan.
Kadang-kadang pada kultur tertentu, campuran cahaya dari lampu pijar dan
fluorescent memberi pertumbuhan yang lebih baik.
Intensitas
cahaya. Intensitas cahay yang baik dari lampu fluorescent adalah antara
1000-400 ft-c (1000-4000 lux). Murashige menyatakan bahwa pengaruh
penyinaran dalam pertumbuhan asparagus, Gerbera, dan Saxifraga secara in
vitro, yang terbaik dalah 1000 ft-c untuk multiplikasi tunas, dan
300-1000 ft-c untuk perakaran tunas. Intensitas cahaya diatur dengan
menempatkan jumlah lampu dengan kekuatan tertentu pada jarak antara
40-50 cm dari tabung kultur, untuk luas area tertentu.
Panjang
penyinaran. Total cahaya yang dibutuhkan suatu tanaman merupakan fungsi
dari periode penyinaran. Berapa lama cahaya harus diberikan, tergantung
dari jenis tanaman dan respon yang diinginkan. Ada kultur yang
membutuhkan penyinaran terus-menerus, tapi banyak juga penelitian yang
memperoleh hasil bahwa penggunaan panjang penyinaran selama 14-16 jam
memberikan hasil yang baik. Pada tanaman tertentu membutuhkan penyinaran
10 jam, dan sebagainya. Panjang penyinaran diatur dengan alat automatic
time switch atau lebih umum disebut timer.
Temperatur. Temperatur di
dalam ruang kultur diharapkan dapat diatur. Bila dapat, temperatur
antara periode gelap dan terang diatur berbeda sehingga proses
fisiologis yang diinginkan dapat terjadi. Banyak laporan menyatakan
bahwa temperatur yang baik untuk pertumbuhan tanaman dalam in vitro
antara 25-280 C yang merupakan suhu ruangan normal. Beberapa perlakuan
khusus kadang-kadang membutuhkan suhu yang rendah, misalnya untuk
pengumbian pada kultur kentang, suhu yang diperlukan adalah 18-20o C.
Suhu ruangan di negara tropis dapat diturunkan dengan pemasangan AC.
Pemakain AC mutlak, karena ruang kultur merupakan ruang tertutup yang
sedikit sekali mempunyai aliran udara bebas.
Alat-alat yang diperlukan dalam ruang kultur adalah :
1. Rak-rak kultur 3-4 tingkat dengan lampu fluorescent atau lampu TL.
2. Timer untuk mengatur lama penyinaran.
3. AC dan remote untuk mengatur temperature.
4. Mikroskop binokuler dan mikroskop inverted.
5. Alat-alat penunjang (kertas millimeter, penggaris, alat pembesar, dan sebagainya).
6. Shaker horizontal dan fermentor.
http://anton-kulturjaringan.blogspot.co.id/2011/06/kultur-jaringan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar