PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CANGKOK
Keunggulan cangkok adalah mudah dilakukan
dan tingkat keberhasilannya tinggi. Selain itu, tanaman yang dihasilkan
dapat mewarisi 100% sifat pohon induknya. Namun, tanaman hasil cangkok
memiliki kelemahan, yaitu percabangannya tidak lebat dan tidak kompak,
serta produktivitas buahnya terbatas. Selain itu, tanaman hasil cangkok
tidak memiliki sistem perakaran yang kuat karena tidak memiliki akar
tunggang, dan serabut-serabut akarnya juga tidak rimbun. Akibatnya
tanaman mudah roboh saat tertiup angin kencang, dan tidak kuat
menghadapi kekeringan pada musim kemarau.
Cangkok sangat cocok dilakukan pada
tanaman buah-buahan yang batangnya berkayu seperti mangga, jeruk, jambu
biji, jambu air, belimbing manis, lengkeng serta tanaman hias seperti
bugenvil, mawar, dan kemuning. Sementara itu, dengan cara yang berbeda,
beberapa tanaman tidak berkayu seperti salak, pepaya dan beberapa jenis
tanaman hias seperti dieffenbachia dan aglonema juga dapat diperbanyak
dengan cangkok.
Mencangkok Tanaman Berkayu
Pohon induk yang dicangkok harus cukup
umur, kuat, bercabang banyak, serta tidak terserang hama dan penyakit.
Idealnya, pohon induk sudah berbuah sedikitnya tiga kali agar kualitas
buah dapat diketahui dengan pasti. Pohon induk yang sedang sakit,
sebaiknya jangan dicangkok karena akan mati setelah cabang cangkokan
dipotong.
Media yang digunakan untuk mencangkok
antara lain moss (akar pakis Asplenium nidus), serbuk serabut kelapa
(coco peat), tanah serasah pohon bambu. Selain itu, bisa juga digunakan
campuran tanah dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
penggunaan moss lebih dianjurkan karena bobotnya ringan dan mudah
ditembus oleh akar cangkokan, dan mampu menyerap serta menyimpan air
sehingga dapat meningkatkan keberhasilan cangkokan. Pada cangkokan
tambahkan pupuk NPK 15:15:15 atau 16:16:16 sebanyak lima gram/kg media.
Tujuannya mempercepat pertumbuhan akar cangkokan dan menjaga kesehatan
cabang yang dicangkok. Sebelum digunakan, pupuk dilumatkan terlebih
dahulu sampai halus, lalu campurkan secara merata dengan media.
Selain pupuk NPK, bisa juga digunakan
pupuk daun yang memiliki kandungan P tinggi. Jenisnya antara lain BASF
Foliar B, Fudatan, Gandapan Reginae, Gandasil, Growmore 10-55-10,
Hyponex Biru, Hyponex Hijau, dan Shell Foliar-B. Pemberiannya
disesuaikan dengan jenis media cangkok yang digunakan. Untuk media
berupa tanah, campurkan sebanyak 3-5 gram/kg media. Sementara itu, jika
media yang digunakan berupa moss, pemberiannya dilakukan dengan cara
merendamnya selama 1-2 jam di dalam larutan pupuk sebanyak 3-5
gram/liter air.
Pembungkus media cangkok antara lain
ijuk, sabut kelapa, pot plastik, potongan botol bekas kemasan air
mineral, gelas bekas kemasan air mineral atau tabung bambu. Namun,
pembungkus yang terbaik adalah plastik bening karena dapat menahan
penguapan air di dalam media sehingga kelembabannya tetap tinggi.
Keadaan ini membuat akar semakin cepat tumbuh. Selain itu, dengan
menggunakan plastik bening, pertumbuhan akar juga gampang dikontrol
setiap saat.
Semua percabangan pohon induk dapat
dicangkok, asalkan rajin mengeluarkan buah. Namun untuk efisiensi, cukup
cabang dan ranting berukuran kecil yang dicangkok agar dari satu pohon
induk dapat diperoleh belasan atau puluhan bibit cangkokan. Selain itu,
bentuk tajuk pohon induk tetap terjaga jika cabang atau ranting kecil
saja yang dicangkok.
Pilih cabang atau ranting yang memiliki
panjang 20-30 cm. sosoknya tegap, mulus, dan sehat dengan warna kulit
coklat muda atau hijau kecoklatan tergantung pada jenis tanamannnya.
Perlu diperhatikan, jangan mencangkok cabang yang berwarna kehitaman dan
berkerak karena lambat menumbuhkan akar. Selain itu, umur cabang yang
dicangkok tidak boleh terlalu tua atau terlalu muda karena cabang
seperti ini hanya memiliki sedikit persediaan makanan sehingga
menghambat tumbuhnya akar.
Berikut ini langkah-langkah mencangkok:
1. Sayat cabang atau ranting yang hendak
dicangkok dengan menggunakan pisau yang tajam. Bidang sayatan melingkar
selebar 2-3 kali diameter cabang. Penyayatan dilakukan tepat dibawah
kuncup daun karena disinilah tempat berkumpulnya zat pembentuk akar
(rizokalin).
2. Kupas kulit batang di bidang sayatan sampai terlihat kambiumnya yang berlendir. Buang kambium ini dengan cara dikerok menggunakan mata pisau. Lakukan pengerokan dengan hati-hati agar tidak melukai jaringan kayunya. Perlu diperhatikan, bidang sayatan tidak boleh langsung dibungkus media karena dapat memicu tumbuhnya jamur atau bakteri. Oleh karena itu, biarkan bidang sayatan selama 2-7 hari sampai mengering dan tidak ada lagi getah yang keluar. Setelah mengering, olesi dengan hormon penumbuh akar seperti Rootone F. Caranya Rootone F diberi sedikit air dan diaduk sampai menjadi pasta. Lalu oleskan merata, terutama di kulit bagian atas sayatan.
3. Membungkus Bidang Cangkokan. Membungkus bidang sayatan berbeda-beda tergantung pada media dan pembungkus yang digunakan. Jika media yang digunakan adalah moss, serbuk sabut kelapa atau campuran tanah dan kompos, yang terlebih dahulu dilakukan adalah melingkarkan lembaran plastik ke bidang sayatan, lalu mengikat bagian bawahnya sampai membentuk kantong. Posisi ikatan di bagian bawah 5-6 cm di bawah bidang sayatan. Setelah itu, media yang telah dibasahi air diisikan ke dalam plastik sampai memenuhi sekeliling bidang sayatan. Kemudian plastik dirapikan, lalu diikat di bagian tengah dan atasnya. Sementara itu, jika media yang digunakan berupa tanah dan pembungkusnya adalah kantong plastik, media cangkok dimasukkan terlebih dahulu sampai penuh lalu ikat bagian atas kantong sampai terbentuk bongkahan media. Setelah itu, bongkahan media dibelah menjadi dua dan ditangkupkan ke bidang sayatan lalu disatukan dan diikat erat agar tidak lepas.
4. Merawat Cangkokan. Cangkokan cukup disiram satu minggu sekali agar medianya tetap lembab. Penyiraman dilakukan dengan menyuntikkan air ke dalam media atau meneteskannya melalui bagian atas pembungkus. Jangan menyiram terlalu banyak karena media yang terlalu basah membuat calon akar yang tumbuh membusuk sehingga menyebabkan kegagalan cangkokan. Biasanya akar cangkokan baru tumbuh 1-3 bulan setelah cangkok, tergantung jenis tanamannya. Tanaman yang bergetah seperti nangka dan sawo lebih lama pertumbuhan akarnya, dibandingkan dengan tanaman yang tidak bergetah.
5. Memotong Cangkokan. Batang cangkokan dapat dipotong saat akar cangkokan sudah tumbuh memenuhi media dan daun di bawah cangkokan terlihat segar. Pemotongan dilakukan tepat dibawah pembungkus. Jika pemotongannya terlalu panjang saat ditanam cabang akan berada di bawah bidang cangkokan sehingga dapat terserang rayap dan menyebabkan kematian. Selain itu, sisa cabang induk di bawah bidang cangkokan masih dapat menumbuhkan beberapa cabang baru.
2. Kupas kulit batang di bidang sayatan sampai terlihat kambiumnya yang berlendir. Buang kambium ini dengan cara dikerok menggunakan mata pisau. Lakukan pengerokan dengan hati-hati agar tidak melukai jaringan kayunya. Perlu diperhatikan, bidang sayatan tidak boleh langsung dibungkus media karena dapat memicu tumbuhnya jamur atau bakteri. Oleh karena itu, biarkan bidang sayatan selama 2-7 hari sampai mengering dan tidak ada lagi getah yang keluar. Setelah mengering, olesi dengan hormon penumbuh akar seperti Rootone F. Caranya Rootone F diberi sedikit air dan diaduk sampai menjadi pasta. Lalu oleskan merata, terutama di kulit bagian atas sayatan.
3. Membungkus Bidang Cangkokan. Membungkus bidang sayatan berbeda-beda tergantung pada media dan pembungkus yang digunakan. Jika media yang digunakan adalah moss, serbuk sabut kelapa atau campuran tanah dan kompos, yang terlebih dahulu dilakukan adalah melingkarkan lembaran plastik ke bidang sayatan, lalu mengikat bagian bawahnya sampai membentuk kantong. Posisi ikatan di bagian bawah 5-6 cm di bawah bidang sayatan. Setelah itu, media yang telah dibasahi air diisikan ke dalam plastik sampai memenuhi sekeliling bidang sayatan. Kemudian plastik dirapikan, lalu diikat di bagian tengah dan atasnya. Sementara itu, jika media yang digunakan berupa tanah dan pembungkusnya adalah kantong plastik, media cangkok dimasukkan terlebih dahulu sampai penuh lalu ikat bagian atas kantong sampai terbentuk bongkahan media. Setelah itu, bongkahan media dibelah menjadi dua dan ditangkupkan ke bidang sayatan lalu disatukan dan diikat erat agar tidak lepas.
4. Merawat Cangkokan. Cangkokan cukup disiram satu minggu sekali agar medianya tetap lembab. Penyiraman dilakukan dengan menyuntikkan air ke dalam media atau meneteskannya melalui bagian atas pembungkus. Jangan menyiram terlalu banyak karena media yang terlalu basah membuat calon akar yang tumbuh membusuk sehingga menyebabkan kegagalan cangkokan. Biasanya akar cangkokan baru tumbuh 1-3 bulan setelah cangkok, tergantung jenis tanamannya. Tanaman yang bergetah seperti nangka dan sawo lebih lama pertumbuhan akarnya, dibandingkan dengan tanaman yang tidak bergetah.
5. Memotong Cangkokan. Batang cangkokan dapat dipotong saat akar cangkokan sudah tumbuh memenuhi media dan daun di bawah cangkokan terlihat segar. Pemotongan dilakukan tepat dibawah pembungkus. Jika pemotongannya terlalu panjang saat ditanam cabang akan berada di bawah bidang cangkokan sehingga dapat terserang rayap dan menyebabkan kematian. Selain itu, sisa cabang induk di bawah bidang cangkokan masih dapat menumbuhkan beberapa cabang baru.
Setelah dipotong, sebagian daun cabang
cangkokan dibuang untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Caranya
dengan menggunting 1/2 – 2/3 helai daun dari seluruh daun yang ada. Ke,m
bibit cangkokan disapih selama 4-6 bulan di dalam polibag. Selama itu,
cangkokan harus disiram setiap hari 1-2 kali, tergantung pada cuaca.
Jika cuaca panas, penyiraman dilakukan dua kali. Sementara itu, jika
cuaca mendung penyiraman cukup dilakukan sekali saja.
Satu atau dua bulan sekali, berikan NPK
dengan dosis satu sendok teh per tanaman agar akarnya semakin cepat
besar. Penyiangan juga perlu dilakukan jika ada rumput atau tanaman liar
tumbuh di dalam polibag. Setelah nampak segar dan pertumbuhannya sehat,
cangkokan dapat dipindahkan ke media pembesaran.
https://penyuluhthl.wordpress.com/2012/01/09/perbanyakan-tanaman-secara-vegetatif-cangkok/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar